Sosialisasi Green Living Bersama KKN UNS 165: Modifikasi Sampah Rumah Tangga Menjadi Bermanfaat bagi Lingkungan

Desa Jabung, 30 Juli 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan program sosialisasi mengenai pengolahan sampah organik menjadi eco-enzim di Desa Jabung, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan bermanfaat.

Acara sosialisasi yang berlangsung pada 30 Juli 2024 ini dihadiri oleh masyarakat setempat, terutama para ibu rumah tangga dan perwakilan karang taruna dari Dusun Jabung, yang berperan penting dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Mahasiswa memberikan penjelasan mengenai pentingnya mengelola sampah organik, yang sering kali menjadi sumber masalah di lingkungan.

Eco-enzim merupakan cairan hasil fermentasi sampah organik, seperti sisa buah dan sayuran, yang dicampur dengan gula merah dan air. Cairan ini memiliki berbagai manfaat, antara lain sebagai pembersih alami, pupuk organik, dan penghilang bau. Proses pembuatannya yang sederhana serta bahan-bahan yang mudah diakses menjadikan eco-enzim solusi praktis untuk mengurangi limbah organik rumah tangga.

Dalam sosialisasi ini, mahasiswa KKN tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam praktik langsung pembuatan eco-enzim. Mereka menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan, mulai dari pengumpulan bahan, proses fermentasi, hingga cara menggunakan eco-enzim yang telah jadi.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan eco-enzim meliputi wadah tertutup, sampah organik, air, dan molase (sari tebu). Proses pembuatan dimulai dengan mengumpulkan sampah organik, seperti sisa sayuran dan kulit buah, dengan catatan bahwa sampah yang digunakan harus dalam kondisi segar dan tidak busuk. Setelah itu, sampah organik dipotong kecil-kecil untuk mempermudah proses fermentasi. Campurkan bahan-bahan dengan perbandingan 10:1:3, aduk rata, dan tutup rapat.

Proses fermentasi berlangsung selama tiga bulan. Pada bulan pertama, gas akan dihasilkan, sehingga wadah harus dibuka secara berkala untuk mengeluarkan gas agar tidak meledak. Pada hari ke-30, akan mulai terbentuk cuka, dan setelah 60 hari, eco-enzim siap untuk dipanen. Ciri-ciri eco-enzim yang berhasil adalah berwarna kecokelatan, memiliki pH asam, dan aroma khas fermentasi, tanpa adanya hewan lain di dalamnya.

Koordinator acara, Fatmala Rahma, menyampaikan harapannya agar program ini memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat desa. “Dengan pemahaman dan keterampilan yang kami berikan, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan sampah organik secara lebih bijak, mengurangi polusi, dan menghasilkan produk yang berguna untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Salah satu peserta dari masyarakat, Sri Ariani, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat terbantu dengan sosialisasi ini. Selain mengurangi sampah, kami juga bisa menghasilkan produk yang bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga dan kegiatan budidaya tanaman,” tuturnya.

Program KKN ini mencerminkan kontribusi nyata mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat serta mendukung terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Mahasiswa berharap agar pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan disebarluaskan kepada masyarakat lainnya.

By MP